Bangun Atmosfer Akademik, HMP BSA Selenggarakan Kemah Bahasa Arab

Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMP BSA) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri sukses menyelenggarakan kemah bahasa Arab di gedung Pengurus Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama Pacul, Bojonegoro pada Sabtu-Ahad (3-4/6/2023).

Kegiatan yang menggaungkan tema “Reaktualisasi Semangat Berbahasa Arab Melalui Kebersamaan Demi Terwujudnya Insan yang Berkualitas Dalam Kesatuan Ukhuwah Islamiyah” ini, diikuti oleh 38 peserta mulai dari semester dua hingga semester enam. Selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa BSA, adanya kegiatan ini juga sebagai ajang memperkuat penggunaan bahasa Arab di lingkungan kampus.

Dalam sambutannya, Ahmad Durorus Silmi Rahmani mengatakan bahwa tujuan lain dalam menjalankan kegiatan ini adalah untuk membangun atmosfer akademik. “Harapannya setelah pulang dari kemah bahasa ini, teman-teman bisa lebih aktif menggunakan bahasa Arab di lingkungan kampus, karena dalam kepengurusan baru kelak akan ada hari-hari yang diwajibkan untuk berbahasa Arab”. Ungkap ketua HMP BSA tersebut.

Disamping itu, Mohammad Luthfi Asrori sebagai ketua panitia mengaku terdapat beberapa kendala dalam menjalankan kegiatan kemah bahasa Arab tersebut. “Kurangnya persiapan untuk pentas seni yang mengakibatkan waktu penampilannya molor. Dan molornya waktu juga disebabkan keberangkatan beberapa peserta melebihi waktu yang terjadwal, yang seharusnya mulai pembukaan pukul 18.00 WIB mundur menjadi 19.27 WIB”. Terangnya saat ditanya melalui WhatsApp.

Kegiatan tersebut diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu wajib, tahlil bersama, doa serta pentas seni pada hari Sabtu pukul 19.27 – 22.41 WIB (3/6/2023). Melakukan senam pagi dan game, membahas materi tentang linguistik, materi leadership dan dilanjut penutupan beserta pembagian hadiah pada Ahad pukul 06.23 – 15.37 WIB (4/6/2023).

Dalam pemaparan materi pertama, yakni tentang linguistik, Mas Tajuddin Ahmad, dosen prodi BSA, memaparkan poin-poin yang terkandung dalam tema tersebut, meliputi definisi linguistik, manfaat linguistik, sejarah linguistik umum dan Arab, tokoh linguistik Arab modern serta cabang linguistik Arab. “Inilah perbedaan antara Program Studi BSA dan PBA. Jika PBA hanya mempelajari segi mikro linguistik, mahasiswa BSA mempelajari mikro linguistik juga, bahkan sampai makro linguistiknya”. Tambahnya disela-sela pemaparan cabang linguistik Arab.

Adapun materi kedua membahas tentang leadership yang dipaparkan oleh Nilna Indriana, wakil dekan Fakultas Syariah dan Adab. Poin-poin yang disampaikan meliputi definisi leadership, tips memimpin, fungsi/tugas pemimpin, tipe-tipe kepemimpinan, gaya kepemimpinan serta sifat-sifat seorang pemimpin.

Dikarenakan oleh kendala ruangan yang panas, sumber air untuk bebersih tidak mengalir, Luthfi berharap kemah bahasa yang akan datang dilaksanakan di alam terbuka. Selain karena kendala tersebut, menurutnya esensi kemah akan didapatkan. Walaupun tidak tersedia kipas angin dalam ruangan dan kurangnya SDM panitia, peserta kegiatan tersebut tetap tinggi antusiasnya dalam mengikuti setiap agenda yang telah dijadwalkan.

Salah satunya yakni, M. Ali Zainal Abidin. Ia mengaku senang dan berterima kasih kepada jajaran pengurus HMP BSA dan narasumber. Mahasiswa semester dua ini juga berharap agar kegiatan kemah bahasa Arab yang akan datang dapat terlaksana dalam hari-hari yang lebih lama. Menurutnya hal itu dapat meningkatkan kedekatan antar mahasiswa BSA.

Teks : Lia Salsabila